Konsep menabung sangat menentukan kesejahteraan seseorang. Kesalahan konsep membuat seseorang tidak bisa menabung sesuai harapan. Kesejahteraan pun takkan tercapai. Pendapat ini dikemukakan Hendri Hartoko, financial planner dan penulis buku Save Or Sorry dalam Hello Good Morning di radio JJFM, Kamis (6/3).
“Kebanyakan orang menabung sisa penghasilan bulanan. Penghasilan yang diperoleh dibelanjakan dulu untuk keperluan bulanan. Sisanya baru ditabung. Konsep itu sebenarnya salah,” kata Hendri.
Seharusnya, sambung dia, penghasilan dipotong dulu untuk tabungan. Simpan uang tersebut di rekening yang sulit diambil atau tidak dilengkapi dengan kartu ATM. Nah, sisanya baru digunakan untuk belanja bulanan. Dengan cara ini siapa saja pasti bisa menabung.
Menabung tidak sesederhana yang disangka orang. Harus ada motivasi yang kuat. Adanya tujuan tertentu, misalnya membeli rumah atau membiayai pendidikan anak, akan membuat seseorang lebih giat menabung.
“Kalau motivasi sudah ada, tentukan target. Berapa jumlah tabungan yang ingin Anda miliki dan berapa lama target itu ingin dicapai. Langkah terakhir adalah menghitung berapa kebutuhan Anda. Dari situlah Anda bisa menentukan harus menabung berapa banyak per bulan,” tuturnya.
Bagaimana bila kebutuhan hidup terus meningkat, padahal penghasilan tak kujung naik? “Jawabannya hanya satu. Tingkatkan produktivitas. Ubahlah pola pikir konsumtif menjadi produktif,” saran Hendri. Dalam pengamatannya, selama ini konsumen sering dimanfaatkan oleh produsen. Konsumen idealnya berbelanja dengan bijaksana, bukan asal menerima iming-iming produsen. Ia tak memungkiri bahwa perilaku gila belanja sering menjadi penghambat dalam menabung. (lee)
Filed under: Hello Good Morning, Talkshow | Leave a comment »