Perhatikan Track Record EO

Bersamaan dengan maraknya event organizer (EO) di Surabaya, secara alamiah terjadi segmentasi EO. Ada EO yang mengkhususkan diri pada acara anak-anak, ada pula yang menjadi spesialis dalam acara pernikahan atau kegiatan korporasi. Di satu sisi konsumen diuntungkan dengan beragamnya pilihan. Di sisi lain, konsumen harus lebih cermat dalam memilih EO agar tak kecewa di kemudian hari. 

Fenny Valerie, pemilik Celtic Wedding Organizer, dan Bobby dari Genta Teamwork Communication berpendapat pesatnya perkembangan EO terkait erat dengan perilaku masyarakat saat ini. Masyarakat urban yang sibuk ingin segalanya serbapraktis. Dalam menyelenggarakan acara pun, mereka ingin semua segera beres. EO hadir untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan itu. Seseorang atau suatu perusahaan yang hendak mengadakan acara tinggal memberikan gambaran konsep acara yang diinginkan plus anggaran yang tersedia. Selanjutnya EO yang akan mengurus. 

“Apa pun ide konsumen, EO akan merealisasikannya. Andaikan konsumen belum mempunyai ide, EO-lah yang biasanya melontarkan ide,” kata Fenny dalam talkshow Panduan Konsumen di radio JJFM, Rabu (20/2). Fenny hadir bersama suaminya, Sonny Laksono, yang sehari-hari berduet mengelola Celtic Wedding Organizer. Sedangkan Bobby didampingi rekan sekantornya, Yudi. 

Bobby menjelaskan, sebelum konsumen memilih EO tertentu, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan. Konsumen idealnya mengetahui track record EO tersebut. Khusus EO untuk acara korporasi, company profile dan terdaftar tidaknya EO itu di dinas pajak biasanya perlu dipertimbangkan pula. “Jangan melulu melihat budget yang ditawarkan suatu EO dalam menggelar acara tertentu,” pesan Bobby yang perusahaannya biasa menangani acara korporasi. 

Hingga kini, timpal Fenny, konsumen cenderung memilih EO yang menyodorkan budget terendah dalam pitching (adu penawaran, red.). Padahal, pilihan itu belum tentu tepat. “Bukan mustahil suatu EO menawarkan budget lebih tinggi karena bahan yang digunakan memang lebih berkualitas. Nah, yang begini ini harus dicermati juga. Plus, carilah informasi dari lingkungan sekitar,” sarannya. 

Terkait pembayaran, biasanya EO meminta uang muka 50 persen. Sisanya harus dilunasi paling lambat 10 hari menjelang tanggal pelaksanaan. Alasannya, sewa tempat dan pemesanan makanan sudah harus dibayar penuh oleh EO pada 10-12 hari sebelum tanggal pelaksanaan. 

EO mana pun yang akhirnya Anda pilih, kalimat Bobby berikut ini mungkin bisa menjadi patokan: “Pada prinsipnya EO berfungsi mempermudah konsumen mewujudkan acara sesuai ide atau kebutuhannya.” (lee)  

PT Pos Siapkan Layanan Berbasis Teknologi

Seiring dengan kecanggihan teknologi dan persaingan yang makin kompetitif, PT Pos Indonesia sebagai badan penyedia jasa pengiriman terus melakukan pembenahan. Mulai dari mempercantik bangunan kantor, meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, hingga melengkapi fasilitas pelayanan dengan basis IT. 

Sebagai bukti konkret memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sebagai konsumen, pada tahun 2007, Kantor Pos Surabaya Selatan mendapatkan penghargaan sebagai Kantor Pos dengan Pelayanan Terbaik. “Awalnya kami tidak mengira akan mendapat penghargaan tersebut. Saat itu kami hanya ingin menertibkan PKL yang ada di depan kantor. Kami pindahkan ke tempat baru yang lebih memadai. Lalu, kami sediakan Masjid, lahan parkir, dan toilet untuk memenuhi kebutuhan konsumen,” tutur Sumaji, Wakil Kepala Kantor Pos Surabaya Selatan. 

Sementara itu, salah satu layanan berbasis IT yang sudah diluncurkan adalah produk Wesel Instan. Berbeda dengan wesel sebelumnya yang membutuhkan waktu cukup lama, pengiriman uang dengan wesel instan data dilakukan dengan hitungan detik. “Nantinya si pengirim akan mendapat Nomer Transaksi Pusat (NTP) dan PIN. Lalu, si pengirim bisa menginformasikan nomer PIN tersebut melalui SMS kepada penerima, dan detik itu juga si penerima bisa langsung mengambil uang kirimannya di kantor pos terdekat hanya dengan menunjukkan nomer PIN tadi,” jelas Henri Rumahorbo, Manajer Promosi PT Pos Indonesia Kantor Wilayah Jatim dalam talkshow Panduan Konsumen di radio JJFM, Rabu (23/1). Jasa ini juga berlaku untuk pengiriman ke luar negeri. 

Tidak hanya pengiriman uang, pembayaran tagihan kartu kredit, angsuran kendaraan bermotor, angsuran rumah, dan barang elektronik juga bisa dilakukan dengan mudah dan cepat. Tentunya dengan layanan online bernama Online Payment Post. Layanan ini berlaku di semua kantor pos. 

“Untuk memudahkan masyarakat sebagi konsumen kami, maka system layanan online tersebut dapat dilakukan di semua kantor pos, termasuk kantor pos cabang di tingkat kecamatan di seluruh Indonesia,” kata Henri. 

Produk lain yang juga menjanjikan kecepatan dan kemudahan yaitu layanan Sameday Ekspress. Artinya, jika Anda mengirim barang atau dokumen dari Surabaya ke Jakarta sebelum jam 10.00, maka barang atau dokumen itu akan sampai ke Jakarta pada hari itu juga. Sedangkan untuk tujuan Surabaya – Sidoarjo, jika dikirimkan sebelum jam 12.00, maka barang tersebut juga akan tiba di tujuan pada hari itu juga. 

Sedangkan untuk pengiriman ke kota lain juga tetap dilayani, hanya saja waktunya lebih lama dari layanan Sameday Ekspress. Maksimal waktu yang dibutuhkan adalah 3×24 jam. “Sekarang ini kami sudah dilengkapi dengan fasilitas scanner dan barcode untuk memantau sampai dimana dan bagaimana kondisi barang yang dikirimkan. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir,” tambahnya.

Ada juga satu layanan terbaru yang cocok bagi para filatelis, pebisnis, dan pecinta perangko, yaitu Perangko Prisma. Dalam layanan tersebut, masyarakat dapat mengabadikan wajahnya dalam perangko. “Kalau biasanya wajah yang diabadikan dalam perangko adalah wajah Presiden atau pejabat lainnya, tapi sekarang masyarakat juga bisa mengabadikannya dalam perangko. Perangko itu juga bisa dipakai untuk mengirim surat atau dokumen,” papar Sumaji. 

Jadi, dengan berbagai fasilitas yang disediakan, PT Pos Indonesia berharap dapat menjalin kemitraan, baik dengan masyarakat maupun para pelaku bisnis. Satu hal lagi, Henri berharap agar masyarakat tidak salah memilih produk PT Pos Indonesia. (lee)   

Cegah Penipuan, Pilih Advokat yang Punya Kantor

Slogan ‘teliti sebelum membeli’ ternyata tidak hanya berlaku dalam membeli barang, tapi juga dalam memilih advokat. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan agar tidak kecewa di kemudian hari. Salah satunya dengan melihat keadaan kantor si advokat.

“Sebisa mungkin tidak memilih advokat ‘bangku panjang’ atau yang biasa berkeliaran di pengadilan atau kantor polisi, karena ada diantara mereka yang bukan advokat tapi mengaku sebagai advokat. Akibatnya, cara kerjanya kurang professional. Bisa-bisa, klien hanya diperas uangnya, tapi kasusnya tidak ditangani sampai selesai,” saran Yudi Wibowo SH. MH., dari Kantor Advokat Yudi Wibowo & Rekan dalam talkshow Panduan Konsumen di radio JJFM, Rabu (16/1).

Menurutnya, seorang advokat yang professional tidak akan berkeliaran mencari klien, tapi justru klien yang datang mencarinya. Sebab, peran seorang advokat sebenarnya adalah membantu masyarakat yang tersangkut masalah hukum dalam memperoleh keadilan. “Jadi, seorang advokat seharusnya tidak boleh pilah-pilih kasus. Apapun kasus yang datang padanya, dia harus bisa dan mau,” tegasnya.

Permasalahannya, hukum di Indonesia seringkali diperjualbelikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Inilah yang membuat Yudi akhirnya mengklasifikasikan advokat dalam 3 kategori, yaitu advokat yang berpedoman pada yuridis, advokat yang berorientasi pada materi, dan advokat tipe LSM yang senangnya lapor sana lapor sini, mengungkap suatu kasus dengan berharap suatu imbalan. Diantara ketiga kategori tersebut, advokat yang berpedoman pada yuridis biasanya dapat bertahan lebih lama.

Selain karakteristik si advokat, hal lain yang harus diperhatikan adalah kantor advokat. Berdasarkan UU no 18 tahun 2003 pasal 1, dikatakan bahwa istilah pengacara maupun ahli hukum kini telah diseragamkan menjadi advokat, begitu juga dengan kantornya. Jadi, penulisan yang benar untuk kantor adalah Kantor Advokat. “Sekarang ini sudah tidak ada yang namanya Law Firm atau Kantor Hukum. Semuanya sudah diseragamkan menjadi Kantor Advokat,” kata advokat yang banyak menangani kasus hukum bisnis itu.

Agar tidak salah memilih advokat, masyarakat juga dapat menanyakan surat izin dari Perhimpunan Advokat Indonesia (Paradi). Begitu juga kalau di kemudian hari ada advokat yang tidak memberi pelayanan yang memuaskan, masyarakat dapat melaporkannya ke Paradi. Sebab, sejauh ini, semua advokat telah terdaftar dalam Paradi. Jika ada yang tidak mengantongi surat izin dari Paradi, maka besar kemungkinan, advokat itu liar.

Sumali SH.MH., dari Masyarakat Peduli Layanan Publik mengakui bahwa saat ini banyak pengacara yang cenderung memanfaatkan klien. “Ada advokat yang suka menelantarkan klien. Perkaranya belum selesai dan si advokat menghilang setelah menerima uang. Bahkan ada juga advokat yang selalu mendorong kliennya untuk berperkara di pengadilan, padahal sebenarnya dapat diselesaikan secara damai. Ini namanya sudah jatuh tertimpa tangga,” timpalnya.

Belum lagi dengan ulah si advokat yang menetapkan tariff tinggi untuk menangani suatu kasus. Menanggapi hal ini, Yudi menjelaskan bahwa tinggi rendahnya honor advokat tergantung pada tempat siding dan jenis kasusnya. “Standar honor memang tidak ada, tapi bisa jadi yang disebut honor adalah fee awal. Nantinya, kalau berhasil memenangkan kasus, si advokat akan mendapat uang sukses yang biasanya maksimal 10 persen dari nilai gugatan. Tapi kalau kalah, mereka tidak akan mendapat uang sukses,” papar Yudi.

Mengingat banyaknya permasalahan yang muncul jika salah menyewa jasa advokat, maka sebaiknya teliti dulu sebelum menentukan pilihan. Jangan sampai keberadaan si advokat justru akan memperuncing masalah, bukannya menyelesaikan masalah. (lee)

 

Pilih Depot Air Minum yang Bersertifikat

Rendahnya kualitas air PDAM Surabaya mendorong masyarakat untuk  beralih mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) atau air minum isi ulang. Akibatnya, pengusaha depot air minum kini menjamur hingga pelosok daerah.

Sutrisman, Ketua Asosiasi Pengusaha Depot Air Minum (Aspada) mengatakan bahwa keadaan ini berarti membuka peluang masyarakat untuk berbisnis air minum. Masalahnya, tidak semua masyarakat yang berkecimpung dalam bisnis tersebut mengetahui standar air minum yang layak dikonsumsi. “Untuk mengetahui depot air minum yang memenuhi standar kelayakan atau tidak, bisa dilihat dari caranya saat membersihkan galon air sebelum diisi dengan air produksinya,” kata  Sutrisman saat menjadi narasumber Panduan Konsumen di radio JJFM, Rabu (9/1).

Sebelum diisi air, mereka harus memastikan bahwa galon dalam kondisi higienis, tidak kotor, tidak berbau, tidak berlumut, dan tidak berminyak. Selanjutnya, bagian dalam galon dicuci dengan desinfektan, lalu dibilas dengan menggunakan air hasil atau air minum yang siap dikonsumsi. “Pelanggan boleh protes kalau galonnya ternyata dibilas dengan air tandon atau air mentah. Karena seharusnya, galon itu dibilas dengan air hasil. Begitu juga dengan si pengusaha depot air minum. Mereka boleh menolak kalau menerima galon yang tidak memenuhi syarat kebersihan,” sarannya.

Diakui bahwa selama ini banyak pengusaha depot air minum yang mendapatkan sumber air dari mata air pegunungan. Berdasarkan Peraturan Menperindag no. 651 Tahun 2002, pemilik sumber air harus memiliki hasil tes laboratorium yang membuktikan sumber airnya memenuhi syarat kesehatan. “Agar air tidak terkontaminasi di jalan, maka waktu pengiriman dibatasi sekitar 3 jam. Tutup mainhole mobil tangki juga harus dalam kondisi di-segel,” katanya.

Jika melihat tingginya standar kualitas bahan baku yang ditetapkan, maka dapat dipastikan bahwa air hasil produksi depot air minum layak dikonsumsi. Namun masalahnya, tidak semua pengusaha depot air minum memenuhi aturan tersebut. Bahkan, menurut hasil penelitian IPB beberapa saat lalu, dari 120 sampel air minum yang diambil di depot air minum di 10 kota, 16 persen diantaranya terkontaminasi bakteri coliform.

“Air yang mengandung bakteri coliform berarti telah terkontaminasi tinja dan tidak layak minum. Kalaupun terlanjur di konsumsi, maka dapat menyebabkan diare. Bahkan bisa juga timbul bakteri lain, seperti salmonella cholera yang menyebabkan kolera dan salmonella typhosa yang menyebabkan tifus,” jelas dr. Santi Martini MKes, pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Surabaya.

Untuk itu, dr. Santi minta agar masyarakat memperhatikan 3 syarat utama sebelum mengkonsumsi air, yaitu syarat fisik, kimiawi, dan radioaktif. Syarat fisik, maksudnya, air tersebut tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna. Syarat kimia berarti air tersebut harus bebas dari bahan kimia, tidak mengandung amoniak, pestisida, dan kandungan aluminium tidak melebihi batas maksimal yang ditentukan. Air layak konsumsi juga harus mengandung radioaktif di bawah batas maksimal yang ditentukan.

Tidak hanya itu, depot air minum juga harus mendapatkan sertifikasi dari Departemen Kesehatan dan mendapat pemeriksaan air baku dari Depkes setiap 3 bulan sekal. “Untuk keamanan, sebaiknya pilih depot air minum yang memasang sertifikat dari Depkes. Kalau tidak ada, konsumen berhak menanyakannya. Konsumen juga harus jeli,” sarannya. (lee)

 

 

 

 

Ingin Awet, Pilih Bunga yang Setengah Mekar

Katakan dengan bunga, sebab setangkai bunga bisa memberikan sejuta makna. Ungkapan itu memang tidak berlebihan karena bunga seringkali menjadi media untuk mengungkapkan perasaan. Keadaan ini juga dirasakan Bambang Supriadi. Pemilik Sekar Sari Flower Shop ini mengaku bahwa permintaan untuk cut flower atau rangkaian bunga potong pun berdatangan. Baik untuk ulangtahun, kelahiran, kegiatan bisnis, maupun kematian. 

“Pesanan paling banyak justru datang setelah lebaran dan pertengahan tahun,” ujarnya saat menjadi narasumber Panduan Konsumen di radio JJFM, Rabu (14/11). Diakui bahwa bentuk, warna, dan mitos bunga mempengaruhi pesanan pelanggan. “Ada pelanggan yang tidak mau bunga wana merah pada rangkaian bunga untuk kematian, karena warna merah dianggap sebagai simbol kebahagiaan. Tapi ada juga pelanggan yang minta rangkaian bunga untuk kematian diberi bunga warna merah. Kalau itu biasanya untuk orang yang meninggal bahagia, misalnya meninggal di usia tua sebagai ungkapan syukur karena diberi kesempatan menikmati umur panjang,” jelasnya. 

Begitu juga untuk pesanan ulangtahun. Sebaiknya bunga yang digunakan adalah bunga dengan warna keras, seperti merah maron, putih, hijau. Lain halnya dengan bunga untuk orang yang baru melahirkan, sebaiknya menggunakan bunga dengan warna yang lembut, seperti merah muda, kuning, biru muda. “Tapi itu juga sesuai permintaan pelanggan. Kadang ada juga pelanggan yang menabrak kebiasaan tersebut. Yang penting rangkaian bunganya kelihatan bagus,” tambahnya. Meski demikian, diakui bahwa saat ini banyak pelanggan yang suka dengan rangkaian bunga minimalis, baik warna maupun bentuknya.  

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pelanggan sebelum memesan rangkaian bunga potong. Yaitu, pilihlah bunga yang daunnya masih segar. Lalu, jangan memilih bunga yang sudah mekar agar tidak mudah rontok. “Jangan juga memilih bunga yang masih kuncup, karena dikhawatirkan butuh waktu lama untuk mekar, bahkan bisa jadi tidak mekar sama sekali. Jadi, sebaiknya pilih bunga yang setengah mekar,” saran Bambang. 

Diantara sekian banyak jenis bunga, bunga yang paling banyak digunakan dalam rangkaian bunga potong adalah bunga aster dan krisan. Selain bentuknya yang indah, daya tahan bunga aster dan krisan lebih lama dibanding bunga lain. “Aster dan krisan bisa bertahan 4-5 hari, tapi kalau dirawat dengan baik bisa lebih dari itu. Tapi kalau mawar hanya bisa bertahan 1-2 hari,” tambahnya. 

Untuk mendapatkannya juga tidak mudah. Selama ini, Bambang selalu memesan Aster dan Krisan dari Bandung. Sebab, keduanya hanya dapat tumbuh di dataran tinggi, seperti Malang dan Bandung. “Sekarang ini juga banyak petani di Malang yang belajar mengembangbiakkan Aster dan Krisan lewat greenhouse. Mulai dari penyinaran, air, dan obat didesain secara khusus. Hasilnya memang tidak sesempurna yang dari Bandung,” kata Bambang. 

Di akhir perbincangan, Bambang memberikan tips cara merawat bunga artificial dan bunga hidup. Cara membersihkan bunga artificial yaitu dengan mencelupkan bunga tersebut pada campuran air sabun yang sudah berbusa. Lalu bersihkan dengan sikat gigi atau lap, dan keringkan. “Jangan mencelupkan terlalu lama karena akan mempengaruhi warna bunga dan lem yang merekatnya. Begitu juga sat mengeringkan, sebaiknya jangan diletakkan di bawah sinar matahari langsung agar warnanya tidak pudar,” ulas Bambang. Sedangkan untuk bunga hidup. Sebaiknya jaga agar foam yang menjadi tempat tumbuhnya bunga itu selalu basah. “Potong dahan bunga sedikit, lalu tancapkan pada foam dan beri air 3-4 hari sekali. Jaga agar foam selalu basah agar bunga tidak cepat layu,” ulasnya. (noe)   

Kawasan Bodri, Potensi Wisata yang Terpendam

Berbekal rasa cinta terhadap barang-barang antik, Ade Supriadi lantas mengawali karirnya dengan berjualan barang antik sejak 1970. Semula, pria asal Bandung ini hanya menjual barang antik sesuai seleranya. Namun, seiring perjalanan waktu, permintaan dari pelanggan makin bertambah, terutama untuk barang sejenis lampu gantung, jam, maupun gramophone. 

Jadilah kini kiosnya yang hanya berukuran 3×4 meter banyak dipenuhi berbagai barang antik. Diantara barang-barang yang rata-rata berusia satu abad itu, keberadaan lampu gantung tampak paling menonjol. Hampir di semua sudut ruangan dipenuhi dengan lampu buatan Eropa itu. Salah satunya lampu gantung putih seharga Rp 14 juta itu merupakan salah satu lampu yang paling banyak dicari. Selain bentuknya yang unik, lampu tersebut juga hemat energi. “Untuk menyalakan tidak perlu bantuan listrik, tapi cukup dengan menarik kedua bandulnya,” kata Ade dalam talkshow Panduan Konsumen di radio JJFM, Rabu (24/10). 

Ada juga gramaphone dari Swedia yang berusia sekitar 80 tahun. Bentuknya juga masih asli dan terawat dengan baik. Tak heran jika banyak wisatawan asing yang berburu gramophone di kios milik Ade. “Biasanya yang suka cari gramophone disini itu turis asing. Mesinnya masih dan bagus dan masih bisa digunakan, tapi biasanya gramophone ini hanya sebagai pajangan,” tambahnya. 

Selain itu, ada juga jam dinding yang menempel di salah satu dinding ruangan. Namanya jam kikuk. Sesuai dengan namanya, di bagian atas jam ada patung seekor anak ayam yang berkicau setiap jam sebagai penanda waktu. Cara beroperasi jam kikuk hampir sama dengan lampu gantung, yaitu dengan menarik bandul yang menggantung pada jam tersebut. “Ada yang ditarik setiap 24 jam, ada juga yang ditarik seminggu. Jadi, pemiliknya harus rajin. Kalau tidak ditarik, jam-nya tidak akan nyala,” kata Ade. 

Diakui bahwa keberadaan barang antik seringkali menjadi incaran para kolektor. Bahkan tidak sedikit yang rela mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Kesempatan inilah yang banyak dimanfaatkan orang yang tidak bertanggungjawab dengan menjual barang antik yang palsu. Ade lantas membagikan tips untuk mendapatkan barang antik yang asli. “Barang yang tiruan biasanya masih baru, bentuknya lebih kasar, terlihat mengkilap, dan tidak dilengkapi dengan katalog. Tapi kalau barang yang asli usianya lebih tua, lebih halus, tidak terlalu mengkilap, dan dilengkapi dengan katalog,” saran Ade. Selain itu, harga jual barang asli biasanya lebih murah dibandingkan yang asli. 

Meski kiosnya dipenuhi barang antik dengan harga jual cukup tinggi, ternyata tidak membuat Ade berpuas diri. Sebaliknya, Ade justru ketakutan kalau sewaktu-waktu Pemkot menggusur kiosnya. Bisa Jadi, sebab hingga saat ini dia belum memiliki kios tetap. “Dulu, saya pernah berjaualan di kawasan Panjang Jiwo, lalu pindah ke Blauran dan sekarang disini,” ungkap pria yang sudah 5 tahun menempati kios di Jl. Bodri, Surabaya. 

Ade berharap agar pemerintah memberikan tempat yang layak bagi para pedagang barang antik. Sebab, secara tidak langsung, keberadaan pedagang barang antik seperti dirinya dapat menarik minat wisatawan. Jika dikelola dengan baik, maka Surabaya akan memiliki tambahan obyek wisata seni. (noe)