Cermati Bintang di Iklan Tarif

Tiga operator seluler besar—Telkomsel, Indosat, dan XL—rajin berperang. Konsumen yang seharusnya diuntungkan malahan turut dirugikan. Pasalnya, sejak genderang perang ditabuh, kualitas layanan operator seluler menurun drastis. Tingkat gagal panggil dan dropped call meningkat drastis. Kalaupun komunikasi berhasil terjadi, suara yang terdengar jauh dari jernih. Bahkan, ekstremnya, laksana kaleng kerupuk dipukul.

“Boleh saja operator berkilah perang tersebut dilakukan untuk konsumen, Namun, kalau kualitas layanan jadi menurun, kan yang dikorbankan justru konsumen. Saat ini konsumen harus jeli mencermati iklan tarif murah yang ditawarkan operator,” kata Ju Ming, pemilik milis Indocell, dalam talkshow Bincang Seluler di radio JJFM, Jumat (28/3). Indocell adalah milis yang rutin mendiskusikan berbagai hal seputar ponsel. Milis itu memanfaatkan layanan bebas biaya yang disediakan Yahoogroups.com.

Konsumen yang menomorsatukan kualitas, bukan tarif murah, sementara ini disarankannya tidak menggunakan layanan Telkomsel, Indosat, maupun XL. Konsumen lebih direkomendasikan mencoba layanan operator yang memiliki jumlah pelanggan sedikit. Untuk GSM, Axis dan 3, pantas dipertimbangkan.

“Meskipun tergolong pemain baru, kualitas Axis cukup bagus. Tarifnya juga kompetitif. Kekurangannya, sinyal Axis kurang bagus di daerah pelosok,” ungkap Ju Ming. Sementara 3 memiliki program tarif setengah harga dan Rp 1 per menit. Bila konsumen lebih memilih operator CDMA, Fren dan Smart Telecom kini layak dilirik.

Ia mengingatkan agar konsumen selalu mencermati setiap tanda bintang yang tercantum di iklan operator. Tanda bintang itu biasanya diletakkan di bagian bawah iklan dengan ukuran huruf yang tergolong kecil. Menurutnya, tarif murah yang gencar dipromosikan operator sebenarnya hanya gimmick iklan. “Kalau syarat dan ketentuan berlakunya kita amati, tarif murah itu baru terasa setelah konsumen menelepon selama durasi waktu tertentu. Jadi, sebenarnya yang dibilang murah itu belum tentu murah,” tegas Ju Ming.

Agar tidak ada pihak yang dirugikan, lanjutnya, ia berharap operator memberikan pilihan kepada pengguna. Setiap operator idealnya mengeluarkan dua pilihan tarif yang bisa dipilih pengguna. Yaitu, tarif murah dan tarif lebih mahal dengan kualitas lebih baik. Konsumen bisa menentukan pilihan dengan menekan tombol tertentu di ponsel. (lee)

Bebas Rp 600 Telepon Sepuasnya

Tekad XL menjadi operator seluler yang selalu memberikan tarif termurah kepada penggunanya kembali dibuktikan dengan program promo “Bebas Rp 600 Telepon Sepuasnya”. Tanpa perlu melakukan registrasi maupun membeli kartu perdana khusus, sejak 5 Maret lalu pengguna kartu prabayar Bebas dapat menikmati tarif Rp 600 telepon sepuasnya. Seperti biasa, tentu ada syarat dan ketentuan berlaku yang perlu dicermati.

Esti Kusuma Wardani, XL Center Supervisor, mengatakan bahwa program terbaru ini merupakan evolusi tarif termurah yang sejak tahun lalu dilakukan XL. “Secara konsisten XL terus memberikan tarif termurah dengan pelayanan terbaik,” ujarnya dalam talkshow promo di program Bincang Seluler, Jumat (14/3).

“Kami tidak lagi memakai perhitungan waktu per detik atau per menit, melainkan langsung memakai tarif nominal, demi memberikan kepuasan lebih kepada pengguna,” timpal Triyoga Agung, Promotion Coordinator XL Jatim.

Adanya program tarif termurah yang dihadirkan XL bukan hanya berdampak kepada konsumen. Diler XL pun turut mendapatkan berkah. “Penjualan pulsa isi ulang nominal Rp 5.000 dan Rp 10.000 ribu meningkat drastis. Orang lebih suka membeli pulsa isi ulang pecahan kecil karena dengan Rp 600 pun sudah bisa bertelepon. Penjualan kartu perdana juga meningkat signifikan,” tukas Yusuf Arianto, Area Manager Jivan Jaya, diler regional XL.

Puspita Karnesyia, Corporate Communication XL East Region, menambahkan bahwa tarif memang masih menjadi faktor pertimbangan utama konsumen Indonesia dalam memilih operator seluler. Hal itulah yang mendorong XL konsisten berkiprah di jalur penyedia tarif murah. Bukan hanya untuk panggilan ke dalam negeri. Tarif telepon ke luar negeri XL pun, lanjutnya, hanya Rp 10 per detik pada periode 1 Februari-31 Juli 2008. Komitmen tarif murah itu dibarengi upaya perbaikan kualitas layanan.

Untuk pengguna yang lebih suka mengirimkan SMS, tersedia kartu prabayar XL Jempol yang dikenal bertarif SMS murah. Hingga 30 April 2008 pengguna Jempol dapat menikmati promo 120 SMS gratis. (lee)

Sepi Acara Jadi Kendala Terbesar

Pertumbuhan industri seluler turut menunjang perkembangan media cetak khusus ponsel, baik tabloid maupun majalah. Namun, karena jumlah media cetak yang membidik pengguna seluler terus bertambah, ketatnya persaingan tak terelakkan.

Wiria Pramudia, Pemimpin Redaksi Tabloid Best Phone, mengungkapkan bahwa persaingan antarmedia cetak ponsel tersebut merupakan hal positif. Banyaknya media cetak ponsel membuat konsumen memiliki lebih banyak pilihan. “Dampaknya, konsumen bisa lebih teredukasi,” ujarnya saat menjadi narasumber talkshow Bincang Seluler di radio JJFM, Jumat (11/1).

Selain itu, beragam media cetak tersebut bisa berfungsi sebagai wadah opini. Keluhan para konsumen yang tidak puas terhadap layanan operator seluler, misalnya, dapat pula ditampung di sana. Intinya, menurut Wiria, media cetak ponsel berfungsi sebagai katalisator pemacu perkembangan industri seluler sekaligus pengontrol layanan.

Menambahkan pendapat Wiria, Tofan Ardi, Pemimpin Redaksi Tabloid News Ponsel, mengungkapkan bahwa peredaran media cetak ponsel secara alamiah terbagi menjadi dua. Media cetak ponsel yang terbit dari Jakarta memiliki pasar di Indonesia barat. Sedangkan media cetak ponsel asal Surabaya lebih menguasai pasar di Indonesia timur.

“Konsumen di Indonesia timur biasanya lebih memilih media terbitan Surabaya. Hal berbeda terjadi di Indonesia barat. Konsumen di sana cenderung membeli media dari Jakarta,” tegasnya.

Wiria dan Tofan sepakat bahwa sedikitnya konferensi pers dan peluncuran ponsel baru di Surabaya menjadi kendala terbesar. “Contoh paling nyata, sejak Tahun Baru hingga saat ini (11 Januari, red) belum ada satu pun acara berbau seluler di Surabaya. Padahal, di Jakarta sudah ada beberapa event,” kata Tofan. Solusinya, Best Phone maupun News Ponsel menempatkan reporter di Jakarta. Reporter itu meliput beragam acara di Jakarta, kemudian hasilnya dikirimkan ke kantor pusat di Surabaya. (lee)

WiMAX, Wi-Fi Berjangkauan Lebih Luas

Teknologi WiMAX konon akan mengancam eksistensi Wi-Fi dan 3G. Apakah sebenarnya WiMAX itu? “WiMAX singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave Access. Ia adalah standar teknologi broadband wireless access yang menggunakan gelombang mikro,” kata Sis Soesetijo, dosen Fakultas Teknik Ubaya, saat menjadi narasumber talkshow Bincang Seluler di radio JJFM, Jumat (30/11).            

Menurutnya, WiMAX sebenarnya bukan hal yang benar-benar baru bagi Indonesia. Pascatsunami Aceh pada 2005, lembaga bantuan internasional menggunakan WiMAX untuk komunikasi point to point. Namun, akses ke pelanggan tetap memakai Wi-Fi.            

WiMAX mempunyai daya jangkau hingga 20 kilometer. “Jadi, mudahnya, WiMAX adalah lanjutan Wi-Fi dengan jangkauan yang jauh lebih luas,” tegas Sis.            

Keistimewaan lainnya, di WiMAX dapat diletakkan suara pada data sehingga biaya bisa ditekan. Ketika WiMAX hadir, operator seluler yang selama ini mengandalkan pemasukan dari SMS dan suara juga dapat mendorong pemasukan lewat pemakaian data. “Para operator seluler tidak perlu lagi berbagi kapasitas antara suara dan data seperti yang selama ini terjadi,” ujar Kepala Laboratorium Teknologi Komunikasi dan Informasi Ubaya itu.            

Di Indonesia WiMAX kemungkinan diterapkan secara meluas mulai 2009. Bila frekuensi Wi-Fi gratis, kelak frekuensi WiMAX berbayar. Peraturan lisensi dan standarnya akan ditetapkan oleh pemerintah. Pembagian lisensi kemungkinan bakal ditenderkan dan diikuti para operator seluler. (lee) 

Ponsel TV Hitech Kini Berbluetooth

h382-4.jpg

Setelah sukses dengan ponsel televisi tipe pertama, H38, Hitech kini memperkenalkan dua ponsel tv terbaru sekaligus. Yakni, H382 dan H39. Tersedianya analog tv tuner yang memungkinkan pengguna menonton siaran televisi secara gratis masih menjadi fitur utama dua ponsel itu.            

“Televisi di produk Hitech berbeda dengan televisi pada ponsel 3G. Menonton tv di ponsel Hitech tidak memakai sinyal operator,” kata Kusuma Ruslan, Marketing Manager Hitech, dalam talkshow promo di acara Bincang Seluler radio JJFM, Jumat (14/12).            

Berbeda dengan tipe sebelumnya, H382 maupun H39 dilengkapi dengan bluetooth A2DP. Dengan begitu pengguna bisa memadukannya dengan headset bluetooth. Transfer data dan mendengarkan musik via koneksi nirkabel tersebut bisa dilakukan dengan mudah.            

Fitur lain H382 sama dengan pendahulunya. Di antaranya, radio FM, kamera 1,3 megapiksel, pemutar audio video, layar sentuh yang bisa menampilkan hingga 262 ribu warna, dan slot microSD. “Secara fisik H382 lebih trendy dibandingkan H38. Pembaruan desain ini kami lakukan karena H382 membidik kaum muda,” ungkap Kusuma.            

Sementara itu H39 memiliki tampilan layar lebar 16:9, memberikan pengalaman menonton tv di ponsel yang berbeda kepada penggunanya. Di bagian belakang ponsel itu terdapat sebuah penyangga. Saat pengguna ingin menikmati siaran televisi dengan lebih nyaman, cukup buka penyangga lipat itu, kemudian letakkan ponsel di meja. Dari desainnya, bisa ditebak bahwa H39 dirancang untuk kalangan eksekutif.           

Semua produk Hitech digaransi selama 12 bulan. Layanan purna jualnya ditangani oleh PT Dian Graha Elektrika (DGE) yang sejak lama telah memberikan layanan serupa untuk ponsel Siemens, BenQ Siemens, dan BenQ.            

Andreas Limawan, General Manager Hitech, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah mempercayai produk Hitech. “Kepercayaan itu terbukti dengan terus meningkatnya omzet Hitech,” ujarnya.            

Mulai Oktober 2007, lanjutnya, Hitech berhasil masuk dalam enam besar penjualan ponsel GSM di Indonesia. Informasi tambahan tentang ponsel Hitech bisa diakses di http://www.hitech-mobile.com. (lee)

 

Siapkan Ponsel Hadapi Hujan

Musim hujan telah tiba. Sebagai pengguna ponsel, ada beberapa langkah yang idealnya dilakukan agar ponsel tak sampai bermasalah gara-gara kehujanan.“Intinya simpanlah ponsel di kantung yang kedap air. Solusi termudah dan tak perlu mengeluarkan biaya adalah memasukkan ponsel ke tas plastik yang biasa disebut tas kresek,” kata Ju Ming, praktisi ponsel, dalam talkshow Bincang Seluler di radio JJFM, Jumat (16/11).

Ia mengingatkan, banyak orang menganggap menyimpan ponsel di dalam tas kedap air sudah memadai. Padahal, bukan mustahil air hujan tetap masuk ke dalam tas bahkan menimbulkan genangan. Ponsel yang disimpan pun akhirnya tergenang air. “Biasanya ada celah kecil yang memungkinkan air masuk. Nah, karena bahan tas kedap air, air hujan yang masuk malahan tidak dapat keluar sampai menggenang,” ungkap alumnus sebuah PTS Surabaya itu.

Bila pengguna bersedia menyediakan anggaran khusus, tersedia beberapa aksesori tambahan yang, menurut Ju Ming, dapat dipertimbangkan. Ada yang berupa kantong khusus dengan ukuran sesuai dengan dimensi fisik ponsel, ada pula yang berwujud kontainer kecil. Telah beredar pula pelindung ponsel yang dilapisi karet. Sehingga, selain kedap air aksesori ini mampu meredam benturan. Harga aksesori semacam ini rata-rata lebih dari Rp 100 ribu per unit.

Seandainya karena sesuatu hal ponsel terkena air hujan atau kebanjiran, pengguna disarankan langsung melepas baterai ponsel itu. Jika memungkinkan lepas pula casing ponsel. Kemudian ponsel dibawa ke pusat perbaikan resmi. “Jangan tunda hingga keesokan harinya karena proses korosi akan mulai terjadi,” tegas Ju Ming.

Kalau kondisi tidak memungkinkan pengguna segera ke pusat perbaikan resmi, keringkan ponsel dengan handuk atau lap yang menyerap air. Masukkan ke kontainer dan beri penyerap air atau silica gel. Ditambah dengan lampu yang menyala akan lebih baik. Kehangatan cahaya lampu membuat ponsel lebih cepat kering. (lee)

Pilih dan Beli PDA Phone

Bila memilih pasangan hidup harus memperhatikan bibit, bebet, dan bobot, hal serupa idealnya juga dilakukan saat memilih dan membeli PDA phone. Setidaknya calon pembeli memperhatikan merek, sistem operasi, dan layanan purna jual.

Terkait merek, membeli PDA phone yang memiliki pangsa pasar besar biasanya akan lebih menguntungkan konsumen. Kelak bila mereka hendak menjualnya, PDA phone bermerek populer lebih mudah dipindahtangankan.

“Sekarang pasar PDA phone nasional didominasi Dopod. Total penjualannya mencapai 60 persen omzet PDA phone di tanah air. Sisanya diperebutkan berbagai merek, di antaranya, O2, Palm, dan HP,” kata Andre Suhardiman, pebisnis PDA phone, dalam talkshow Bincang Seluler di radio JJFM, Jumat (9/11).

Albert Novian, sesama pebisnis PDA phone yang hadir bersama Andre menambahkan, Dopod memasuki pasar Indonesia sekitar Oktober 2005. Ketika itu Dopod menawarkan Dopod 900. Sebulan kemudian diperkenalkan Dopod 838 dan disusul Dopod 818 Pro pada Januari 2006.

“Karena Dopod Asia telah diakusisisi HTC, produsen beragam merek PDA dan PDA phone termasuk Dopod, maka kini yang beredar di Asia adalah HTC. Mereknya saja yang ganti,” jelas Albert.

Andre dan Albert mengungkapkan bahwa persaingan pemasaran PDA phone di Asia sangat ketat. Di internet malahan sempat beredar kabar O2 akan hengkang dari pasar Asia akibat kalah bersaing.

Setelah menentukan merek, calon pembeli perlu mempertimbangkan sistem operasi PDA phone. Secara umum PDA phone yang beredar di sini bersistem operasi Palm dan Pocket PC. Khusus Pocket PC, Windows Mobile 5 dan Windows Mobile 6-lah yang sekarang paling banyak tersedia.

Kriteria terakhir yang wajib diperhatikan calon pembeli, cermati layanan purna jual termasuk harga jual kembali suatu produk. Tinggi rendahnya harga jual kembali, menurut Andre dan Albert, sering ditanyakan oleh calon pembeli yang berkunjung ke gerai mereka. Bahkan, itu menjadi hal pertama yang dilontarkan konsumen. “O2 dan Dopod mempunyai harga jual kembali yang lebih masuk akal dibandingkan merek lain,” ujar Andre. (lee)

Update Firmware Ponsel secara Berkala

Firmware di ponsel ibarat suatu sistem operasi untuk menjalankan bermacam-macam aplikasi, mulai kalender, alarm, hingga fungsi-fungsi lain. Bila firmware kurang sempurna, maka ponsel tidak akan bekerja optimal. Misalnya, hang dan pengisian baterai tak pernah bisa penuh.            

“Jadi begini, firmware seolah sistem operasi. Ia bukanlah sistem operasi. Kalau sistem operasi itu, contohnya, Symbian UIQ dan Linux. Dengan istilah lain, firmware bisa dianggap sebagai bahasa mesin,” tutur Richard, praktisi seluler, dalam talkshow Bincang Seluler di radio JJFM (25/10).            

Para produsen ponsel secara berkala biasanya akan meluncurkan firmware terbaru. Bug atau kekurangsempurnaan yang ditemukan di firmware lama diperbaiki pada firmware keluaran berikutnya. Karena itulah, tak ada salahnya pengguna melakukan update firmware ponsel secara berkala.            

Ada tiga alternatif cara untuk melakukan update firmware. Cara yang paling konvensional, pemilik ponsel berkunjung ke pusat perbaikan resmi ponsel yang dimilikinya. Selama masih dalam masa garansi dan tak terjadi kerusakan yang timbul akibat kecerobohan pengguna, update firmware dapat dinikmati gratis oleh pemilik ponsel.            

Alternatif kedua, memanfaatkan fitur online update. Sebagian ponsel keluaran baru telah memiliki fitur tersebut. Firmware di-update langsung dari ponsel oleh si pemiliknya. Diperlukan akses data yang lancar, cepat, dan stabil untuk melakukannya. “Bila pengguna berada di lokasi yang dilayani 3G, sebaiknya gunakan 3G, bukan GPRS,” pesan Richard.            

Sedangkan alternatif ketiga melakukan update lewat komputer. Komputer hanya berfungsi sebagai media. File-file untuk meng-update firmware di-download dulu dan disimpan di komputer. Ponsel lalu dihubungkan dengan komputer. Setelah itu, proses update dimulai.            

“Dibandingkan alternatif kedua, tindakan meng-update firmware via komputer lebih sering dipilih pengguna. Sebab, mereka bisa men-download file-file yang diperlukan menggunakan internet kantor sehingga tak perlu mengeluarkan biaya,” ungkap Richard. (lee)

BenQ C30, Ponsel Musik untuk Yang Berjiwa Muda

Bagi kaum urban, ponsel tidak sekadar alat berkomunikasi namun menjadi gaya hidup. Fenomena ini disikapi para produsen ponsel dengan terus menciptakan produk baru yang kayak fitur dan inovatif. BenQ, misalnya, menghadirkan ponsel musik C30.

Ditujukan untuk pengguna yang berjiwa muda, C30 tampil dengan dimensi fisik yang ramping. Keypad-nya ergonomis dan nyaman dengan aneka ukuran jari pengguna. Sebagai sebuah ponsel musik, ia memiliki beberapa kelebihan yang terkait dengan musik.            

“Suara yang dihasilkan bersih dan kuat. Di sisi belakang ponsel terdapat dual speaker. Sedangkan di sisi atas tersedia tiga tombol untuk mengakses kamera VGA, pemutar musik, dan radio FM dengan cepat,” ungkap Ilham Amir, Product Management Business Unit Communication Product PT Dian Graha Elektrika (BUCP DGE), distributor ponsel BenQ di Indonesia.            

Kepada pendengar talkshow Bincang Seluler di radio JJFM, Jumat (5/10), Ilham menambahkan bahwa siaran radio di C30 bisa direkam. Pengguna juga bisa memfungsikan radio itu sebagai alarm.            

Pengguna C30 dapat menggunakan file MP3 sebagai nada dering telepon. Kalau mau, pengguna bisa pula merekam suara favoritnya, lalu menjadikan hasil rekaman itu sebagai nada dering. Untuk pengguna yang gemar bernyanyi, C30 mendukung fungsi lyric display. Syair lagu akan tampil di layar ponsel sehingga pengguna seolah memiliki peranti karaoke portabel.            

Layar TFT 262 ribu warna, GPRS, perekam video, dan slot memori eksternal yang kompatibel dengan microSD berkapasitas satu GB merupakan sebagian spesifikasi C30. Untuk memindahkan data dari ponsel ke komputer atau sebaliknya, pengguna dapat memanfaatkan kabel data USB yang disertakan dalam paket penjualan.            

“C30 dipasarkan di kisaran harga Rp 990 ribu. Paket penjualan termasuk kabel data, handsfree, dan CD untuk sinkronisasi. Memori tambahan berupa microSD-nya bisa dibeli sendiri oleh pengguna di toko-toko ponsel atau komputer,” kata Yakaja M. Kisti, Supervisor Sales & Product Team BUCP DGE.            

Layanan purna jual ponsel BenQ dijamin oleh DGE yang telah lama dikenal sebagai distributor ponsel Siemens dan BenQ Siemens. “Pusat servis resmi kami telah tersebar di lebih dari 20 lokasi di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi,” tegas Farid Manan, General Manager BUCP DGE. (lee)

Info Sekolah Tampil di Ponsel

Siswa-siswi SMUK St Louis 1 Surabaya tidak perlu lagi datang ke sekolah untuk sekadar melihat nilai atau pengumuman. Kini mereka bisa mengakses informasi tersebut langsung dari layar ponsel. Aplikasi yang digunakan Mobile School Core (M-Sore) karya STIKOM.            

“M-Score adalah aplikasi berbasis Java yang dapat diinstalasikan di berbagai ponsel. Dengan memanfaatkan koneksi GPRS yang ditawarkan operator GSM atau akses data CDMA, siswa bisa mengakses data yang ada di server,” kata Jimmy Gunawan dari STIKOM School Partnership dalam talkshow Bincang Seluler di radio JJFM, Jumat (14/9).            

Informasi yang bisa diakses, antara lain, nilai ulangan harian, ulangan umum, remidi alias perbaikan, dan tugas-tugas. Pengumuman penting dari sekolah juga dapat dibaca.            

Nomor induk masing-masing siswa berfungsi sebagai username. Sedangkan password-nya pada kali pertama diberikan secara acak. Berikutnya siswa dapat mengganti password tersebut seusai keinginan masing-masing.            

Koneksi via GPRS lebih dipilih karena dipandang lebih hemat ketimbang SMS. “Tampilan M-Score hanya memakai teks. Itupun minimal. Jadi, untuk mengakses suatu informasi menghabiskan 4-10 kilobyte data saja. Lebih murah daripada SMS, apalagi SMS dengan gateway tertentu,” ujar Jimmy.            

Narasumber lain, Carin Gunawan, siswi kelas 12 SMUK St Louis 1 yang menyandang gelar Miss M-Score berpendapat aplikasi itu sangat bermanfaat bagi siswa. Di mana pun berada, para siswa takkan ketinggalan informasi sekolah.           

Sebagai Miss M-Score, ia bertugas memperkenalkan aplikasi baru tersebut kepada para siswa. Ia berharap kelak M-Score dilengkapi fungsi untuk mengakses data siswa. “Jadi siswa bisa mencari tahu alamat, kelas, nomor telepon, dan email siswa lain dengan lebih mudah,” tuturnya. (lee)