Pertumbuhan industri seluler turut menunjang perkembangan media cetak khusus ponsel, baik tabloid maupun majalah. Namun, karena jumlah media cetak yang membidik pengguna seluler terus bertambah, ketatnya persaingan tak terelakkan.
Wiria Pramudia, Pemimpin Redaksi Tabloid Best Phone, mengungkapkan bahwa persaingan antarmedia cetak ponsel tersebut merupakan hal positif. Banyaknya media cetak ponsel membuat konsumen memiliki lebih banyak pilihan. “Dampaknya, konsumen bisa lebih teredukasi,” ujarnya saat menjadi narasumber talkshow Bincang Seluler di radio JJFM, Jumat (11/1).
Selain itu, beragam media cetak tersebut bisa berfungsi sebagai wadah opini. Keluhan para konsumen yang tidak puas terhadap layanan operator seluler, misalnya, dapat pula ditampung di sana. Intinya, menurut Wiria, media cetak ponsel berfungsi sebagai katalisator pemacu perkembangan industri seluler sekaligus pengontrol layanan.
Menambahkan pendapat Wiria, Tofan Ardi, Pemimpin Redaksi Tabloid News Ponsel, mengungkapkan bahwa peredaran media cetak ponsel secara alamiah terbagi menjadi dua. Media cetak ponsel yang terbit dari Jakarta memiliki pasar di Indonesia barat. Sedangkan media cetak ponsel asal Surabaya lebih menguasai pasar di Indonesia timur.
“Konsumen di Indonesia timur biasanya lebih memilih media terbitan Surabaya. Hal berbeda terjadi di Indonesia barat. Konsumen di sana cenderung membeli media dari Jakarta,” tegasnya.
Wiria dan Tofan sepakat bahwa sedikitnya konferensi pers dan peluncuran ponsel baru di Surabaya menjadi kendala terbesar. “Contoh paling nyata, sejak Tahun Baru hingga saat ini (11 Januari, red) belum ada satu pun acara berbau seluler di Surabaya. Padahal, di Jakarta sudah ada beberapa event,” kata Tofan. Solusinya, Best Phone maupun News Ponsel menempatkan reporter di Jakarta. Reporter itu meliput beragam acara di Jakarta, kemudian hasilnya dikirimkan ke kantor pusat di Surabaya. (lee)
Filed under: Bincang Seluler | Leave a comment »